• Beranda
  • Profil dan Buku Tamu

Ulama Sunnah

Kumpulan Biografi, Artikel dan Fatwa Ulama Ahlussunnah

Feeds:
Pos
Komentar
« Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Ketiga: Rukun Islam
Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Kelima: Kemungkaran dan Kebid’ahan »

Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Keempat: Amalan Tergantung dari Akhirnya

Juni 20, 2009 oleh Wira Mandiri Bachrun

Oleh: Asy Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا [رواه البخاري ومسلم]

Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud radiallahu’anhu, beliau berkata: Kami diberitahu oleh Rasulullah dan beliau adalah orang yang juur lagi terpercaya – Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya telah disempurnakan penciptaan salah seorang dari kalian dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian dia menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus kepadanya malaikat, kemudian ditiupkan ruh kepadanya, lalu malaikat tersebut diperintahkan untuk menulis empat perkara; untuk menulis rizkinya, ajalnya dan amalannya dan nasibnya (setelah mati) apakah dia celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Dia. Sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya satu hasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga dia memasukinya. Dan salah seorang di antara kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka, hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya sehasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli surga hingga dia memasukinya. (HR Bukhari dan Muslim. Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam [Bid’ul Khalqi/3208/Fath]. Muslim di dalam [Al Qadar/2463/Abdul Baqi]).

Penjelasan:

Ini adalah hadits ke-4 dari hadits Arba’in Nawawi. Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang proses penciptaan manusia di dalam perut ibunya, dan penulisan ajal, rejeki, dan lain-lainnya. Abdullah bin Mas’ud berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bercerita kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur lagi terpercaya, yakni jujur dalam ucapannya, terpercaya dalam menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya. Abdullah bin Mas’ud memberikan pendahuluan seperti ini, karena perkara ini adalah di antara perkara ghaib yang tidak dapat diketahui kecuali dengan perantaraan wahyu. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian disempurnakan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari. . . . dan seterusnya.”

Hadits ini mengandung beberapa faedah:

1. Penjelasan tentang proses penciptaan manusia di dalam perut ibunya. Dan ia mengalami empat periodisasi. [Yang pertama] Periode Nuthfah (dalam bentuk sperma) selama empat puluh hari. [Kedua] Periode ‘Alaqah (gumpalan darah) selama empat puluh hari. [Ketiga] Periode Mudghoh (gumpalan daging) selama 40 hari. [Keempat] Periode terakhir, adalah setelah ditiupnya ruh ke dalam tubuh janin. Janin mengalami proses perkembangan dalam perut ibunya dalam tahap perkembangan seperti ini.

2. Sebelum berumur empat bulan, janin belum dapat dihukumi sebagai manusia yang hidup. Atas dasar ini, jika bayi itu keluar sebelum kandungan itu genap berumur empat bulan, maka ia tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak pula dishalatkan, karena ia belum dapat disebut seorang manusia.

3. Setelah kandungan berusia empat bulan, ditiupkan ruh padanya. Maka (setelah itu), ia telah positif dihukumi sebagai manusia yang hidup. Jadi, jika setelah itu –kandungan itu keluar- maka ia dimandikan, dikafani, dan dishalatkan. Sebagaimana jika janin itu telah genap berusia sembilan bulan.

4. Adanya malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi rahim (kandungan). Berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Maka diutuslah malaikat kepadanya.” Yakni malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi rahim.

5. Keadaan manusia telah ditakdirkan ketika ia berada di dalam perut ibunya, yakni telah ditakdirkan rizqinya, amalannya, ajalnya, dan apakah dia celaka ataukah bahagia.

6. Penjelasan tentang hikmah Allah, bahwa segala sesuatu di sisinya (ditetapkan) dengan batas waktu tertentu dengan takdir; tidak dapat didahulukan dan diakhirkan.

7. Setiap orang wajib merasa takut dan cemas karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan, “Bahwa seseorang beramal dengan amalan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga hanya sehasta, lalu ia didahului oleh kitab (takdir), sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga ia memasukinya.”

8. Seorang manusia tidak sepantasnya berputus asa, karena bisa jadi seseorang melakukan kemaksiatan dalam waktu yang lama kemudian Allah memberikan hidayah kepadanya, sehingga ia bisa mendapatkan petunjuk di akhir hayatnya.

Jika ada orang yang bertanya: Sesungguhnya Allah membiarkan orang yang telah beramal dengan amalan ahli surga, sampai jarak antara dirinya dengan surga hanya sehasta, lalu ia didahului oleh catatan takdir, sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, apakah hikmah di balik itu?

Jawab: Sesungguhnya hikmah dalam hal itu adalah orang yang beramal dengan amalan ahli surga ini [1], dia beramal dengan amalan surga dalam hal-hal yang nampak di hadapan manusia, akan tetapi pada hakekatnya ia memiliki maksud yang busuk dan niatan yang rusak. Lalu niatan yang rusak itu mendominasi dirinya, sehingga ia meninggal dalam keadaan su’ul khatimah (kesudahan yang jelek). Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan sabda beliau:”Hingga jarak antara dia dan surga hanya sejengkal”, yakni kedekatan ajalnya, bukan kedekatannya pada surga dengan amalannya.

Catatan kaki:

[1]. Saya mengatakan: telah ada hadits yang menerangkan akan hal itu. Telah dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam (Al Jihad/2898/Fath). Muslim di dalam (Al Iman/112/Abdul Baqi).

(Dinukil untuk Blog Ulama Sunnah dari Syarah Arbain An Nawawiyah oleh Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, penerjemah Abu Abdillah Salim, Penerbit Pustaka Ar Rayyan. Silakan dicopy dengan mencantumkan URL http: //ulamasunnah.wordpress.com)

Iklan

Beri peringkat:

Share this:

  • Reddit
  • Surat elektronik
  • Facebook
  • Twitter
  • Cetak

Sukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Ditulis dalam Aqidah | Dengan kaitkata al iman an nawawi, asy syaikh ibnu utsaimin, hadis, Hadits, hadits arbain |

  • 10 Posting Terakhir

    • Kitab Yang Perlu Dibaca agar Tak Salah dalam Bermanhaj
    • Biografi Fadhilatus Asy Syaikh Anis Thohir
    • Biografi Asy Syaikh Utsman As Saalimi
    • Rambu-rambu bagi Penyelenggara Sekolah Formal
    • Hukum Wanita Kuliah di Tempat Ikhtilath
    • Biografi Asy Syaikh Washiyullah Abbas
    • Seruan Ulama Terkait ISIS
    • Hukum Berkunjung kepada Sanak Famili pada Hari Raya Idul Fitri
    • Fatwa Penuntut Ilmu (9): Adab Memberi Fatwa
    • Fatwa Penuntut Ilmu (8): Rujuk dari Fatwa yang Keliru
  • Kalamullah

    "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (Fathir: 28)
  • Sabda Nabi

    “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Al Imam Al Albani)
  • Nasehat Salaf

    "Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." (Umar bin Abdul Aziz)
  • Kategori

    • Adab dan Akhlak (78)
    • Anak Muslim (16)
    • Aqidah (219)
    • Fiqh Ibadah (39)
    • Ilmu (34)
    • Info (1)
    • Kisah dan Biografi (9)
    • Manhaj (96)
    • Muamalah (25)
    • Muslimah (40)
    • Nasehat (1)
  • Terbanyak Dibaca

    • Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Keempat: Amalan Tergantung dari Akhirnya
    • 32 Cara Berbakti kepada Orangtua
    • Biografi Al Imam Ibnu Ajurum Penulis Matan Al Ajurumiyah
    • Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Kedua Puluh Tiga: Sarana-Sarana Kebaikan
    • Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Kedua Puluh Empat: Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Kedua Puluh Empat: Haramnya Kezhaliman
  • Masukkan alamat email Anda di sini.

    Bergabunglah dengan 739 pengikut lainnya

  • Banner

    Kumpulan Fatwa, Artikel dan Biografi Ulama Ahlussunnah

    Apakah Demokrasi dan Pemilu adalah Solusi? Temukan Jawabannya di sini

  • Arsip

    • Agustus 2015 (1)
    • Juli 2015 (1)
    • Juni 2015 (3)
    • April 2015 (1)
    • Agustus 2014 (1)
    • Juli 2014 (1)
    • September 2013 (12)
    • Januari 2013 (3)
    • Februari 2012 (1)
    • September 2011 (1)
    • Mei 2011 (4)
    • Maret 2011 (1)
    • Februari 2011 (4)
    • Januari 2011 (1)
    • November 2010 (1)
    • Oktober 2010 (1)
    • Juli 2010 (1)
    • Juni 2010 (3)
    • Februari 2010 (2)
    • Januari 2010 (3)
    • November 2009 (3)
    • Oktober 2009 (4)
    • Agustus 2009 (1)
    • Juli 2009 (12)
    • Juni 2009 (33)
    • Mei 2009 (9)
    • April 2009 (4)
    • Maret 2009 (13)
    • Februari 2009 (13)
    • Januari 2009 (14)
    • Desember 2008 (5)
    • November 2008 (19)
    • Oktober 2008 (1)
    • September 2008 (8)
    • Agustus 2008 (9)
    • Juli 2008 (15)
    • Juni 2008 (45)
    • Mei 2008 (7)
    • April 2008 (28)
    • Maret 2008 (47)
    • Februari 2008 (151)
  • Free Domain co.nr
  • Status Admin

  • Maktabah

    • Maktabah Masjid Nabawi
    • Maktabah Ruhul Islam
    • Maktabah Sahab
    • Maktabah Syamilah
    • Maktabah Waqfiyah
    • Manuskrip
  • Ulama Sunnah

    • Al Lajnah Ad Daimah
    • Asy Syaih Ahmad Abul 'Ainain
    • Asy Syaikh Abdul Karim Khudair
    • Asy Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad
    • Asy Syaikh Abdullah Al Jibrin
    • Asy Syaikh Abdurrazzaq Afifi
    • Asy Syaikh Abdurrazzaq Al Badr
    • Asy Syaikh Abdussalam Barjis
    • Asy Syaikh Ahmad An Najmi
    • Asy Syaikh Al Albani
    • Asy Syaikh Al Bura’i
    • Asy Syaikh Al Ubaikan
    • Asy Syaikh Al Ubailan
    • Asy Syaikh Falah Mandakar
    • Asy Syaikh Ibn Baaz
    • Asy Syaikh Ibn Utsaimin
    • Asy Syaikh Muhammad Al Imam
    • Asy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ithiofi
    • Asy Syaikh Muhammad Ali Firkuz
    • Asy Syaikh Muhammad Aman Al Jami
    • Asy Syaikh Muqbil bin Hadi
    • Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi
    • Asy Syaikh Salim Al Ajmi
    • Asy Syaikh Shalih Al Fauzan
    • Asy Syaikh Shalih Al Luhaidan
    • Asy Syaikh Shalih As Sadlan
    • Asy Syaikh Shalih As Suhaimi
    • Asy Syaikh Sulthan Al 'Ied
    • Asy Syaikh Taqiyuddin Al Hilali
    • Ulama Yaman
  • Iklan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

WPThemes.


loading Batal
Tulisan tidak terkirim - cek alamat surel Anda!
Cek surel gagal, silahkan coba kembali
Maaf, blog Anda tidak dapat berbagi tulisan lewat surel.
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
%d blogger menyukai ini: